SMK ISLAM 1 DURENAN MENCETAK GENERASI GARUDA

Salam Pramuka!

Alhamdulillah pada Rabu, 13 Desember 2023 bertepatan dengan Hari Nusantara Menjadi sebuah momen penting dan membanggakan bagi pramuka penegak yang ada di Trenggalek, khususnya di Ambalan Sunan Kalijaga Nyai Dewi Saroh karena sejumlah 5 penegak resmi dilantik langsung oleh Wakil Bupati Trenggalek yang sekaligus KaKwarcab Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara sebagai Pramuka Penegak Garuda. Pelantikan dilaksanakan di Bukit Bulan Bintang tepatnya di SDN 2 Sengon Kec. Bendungan Kab. Trenggalek

Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega). Pramuka Garuda diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 038 tahun 2017 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda.

Pelantikan Pramuka Penegak Garuda dilakukan dengan skenario yang berbeda dari Pramuka Garuda golongan Siaga maupun Penggalang, dimana calon pramuka penegak Garuda sebelum dilantik harus menempuh perjalanan dari alun-alun Kabupaten Trenggalek sampai SDN 2 Sengon Bendungan (bukit Bulan Bintang) tempat pelantikan, calon penegak garuda kemudian bermalam di lokasi dan paginya sekitar pukul 10.00 WIB resmi dilantik. Menjadi seorang Pramuka Garuda itu tidak mudah, melewati banyak ujian dan tantangan. Bahkan setelah dilantik harus bisa mengemban tanggung jawab besar untuk menjadi contoh suri tauladan dan selalu berbakti bagi Agama, Keluarga, Masyarakat dan Negara.

 

Selamat kami ucapkan kepada adik-adik yang telah menempuh perjuangan menjadi seorang pramuka garuda. Semoga kegiatan ini dapat menjadi penyemangat dalam berkegiatan pramuka dan semoga Gugus Depan 04091 – 0402 Ambalan Sunan Kalijaga – Nyai Dewi Saroh Pangkalan SMK Islam 1 Durenan semakin maju, unggul dan berkualitas dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Terima kasih atas bimbingan, dukungan dan doa terbaik dari Ayah Bunda, Kakak – kakak Pembina Gudep SMK Islam 1 Durenan, Komite, Kwartir Ranting Durenan Kak Tri Marsudi, Kwartir Cabang Pramuka kabupaten Trenggalek dan seluruh pihak dalam membantu menyukseskan kegiatan Pramuka Garuda di tahun ini.

Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan.

Salam Pramuka!

[18 Nov. 2021] Pelatihan : Build Augmented Reality (AR) Catch Object Game by Spark AR

Kelas kreatif pelatihan guru dan siswa dengan materi : Build Augmented Reality (AR) Catch Object Game by Spark AR. Kelas kreatif ini diinisiasi oleh Maspion IT dan bertempat di Area Workshop Maspion IT Tahap 3 Jl. A. Yani No. 73 Surabaya. Kelas kreatif diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang telah menjalin kerja sama dengan Maspion IT dengan fokus area kompetensi keahlian : Multimedia, DKV, Animasi, RPL, Broadcast, BDP, dll.

Jati Diri Peta Jalan Pendidikan

Kemendikbud RI sedang menyusun peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035 yang modern, sistimatis, terstruktur, berbasis kondisi saat ini dan bervisi futuristik. Namun demikian, justru menghilangkan jejak langkah, jati diri bangsa, nilai historis, masih terasa kekosongan jiwa, tidak adanya roh dan akar unggulan budaya, religi, nusantara, dan jiwa perjuangan kebangsaan. Pasca reformasi, maka tidak ada lagi Garis Besar Haluan Negara sebagai acuan kebijakan jangka menengah-panjang, sehingga berkesan ganti menteri juga ganti kebijakan.

Pemerintah nampaknya tidak percaya diri dengan modal sosial dan konsep-konsep yang sudah berkembang lama di Indonesia. Lompatan Pendidikan 4.0 yang diselaraskan dengan revolusi industri 4.0, telah dipercepat dengan adanya pembelajaran jarak jauh karena pandemic COVID-19 yang dicirikan dengan pembelajaran daring, kecerdasan buatan, big data, otomatisasi, robotik, jarak jauh, mobile, game, interaktif, futuristik, masa depan. Pendidikan juga masih cenderung diperlakukan sebagaimana pabrik, industri, bisnis, sehingga insan pendidikan seutuhnya yang bersifat hidup, menjadi cenderung impersonal, ego-sentris, kehilangan nilai jiwa sosial, budaya dan kemanusiaan.

Peta jalan ditulis dalam bentuk power point yang ringkas dan mudah dipahami, namun tidak dilengkapi dengan naskah akademik dan rincian pembahasannya. Visi Pendidikan Indonesia untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila sama sekali tidak ditindak lanjuti lebih rinci dengan arahan renstra, renop dan mekanisme untuk mencapainya. Karena lebh menyampaikan uraian, platform, contoh baik, indikator kuantitatif, modern dan futuristik dari luar negeri

Kesalahan dalam perencanaan dan proses pendidikan dapat dengan secara cepat mendapatkan karma buruk dan kerusakan modal sumber daya manusia dan modal sosial bangsa. Sedangkan usaha terstruktur dan tersistem tidak bisa instan memberikan hasil, karena membutuhkan waktu panjang, perlu fokus dan sungguh-sungguh. Pendidikan harus mampu memfasilitasi terciptanya peradaban baru unggul yang menghasilkan insan manusia yang utama, yang berasaskan rasa ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kekeluargaan dan keadilan; dengan mengandalkan modal dasar kebudayaan dan pendidikan.

Konsep peta jalan masa depan dan konsep Merdeka Belajar yang diusulkan masih kental mengacu dan mengunggulkan pada konsep futuristik modern luar negeri. Namun, tidak memperhatikan histori rekam jejak dan peta jalan pendidikan yang pernah dilampaui sejak belum jaman merdeka. Dengan demikian justru malah kehilangan jati diri bangsa, tidak mengacu, apalagi mengakar kuat pada budaya unggulan dan norma yang berkembang pada masyarakat sejak lama. Jejak langkah seabad kiprah Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan sejak tahun 1912, Tamansiswa oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD) tahun 1922, Nahdatul Ulama oleh KH Hasyim Ashari tahun 1926 tidak terlalu menjadi pertimbangkan, apalagi menjadi acuan penting, bahkan cenderung diabaikan.

Pendidikan jiwa merdeka oleh KHD untuk menggembleng mental bangsa juga diikuti swadisiplin yang bertanggung jawab, ikut membina hidup tertib damai, salam dan bahagia. Setiap anak mempunyai bakat, talent dan unggulan yang khas, yang berbeda dengan lainnya. Tidak ada seorangpun yang mempunyai karakter khusus yang sama. Untuk itu perlu dididik dengan Sistem Among, agar berkembang mandiri, mampu menentukan nasib sendiri, tidak tergantung perintah, atas kekuatan sendiri, cakap secara tertib dan berkontribusi nyata terhadap kesejahteraan alam semesta.

Ki Hadjar telah mengembangkan pendidikan kebangsaan berbasis budaya lokal sendiri dengan proses akulturasi seni permainan (Fröbel), panca indera & kemerdekaan (Montessori), wirama (Stiener), seni musik & tari (Dalcroze) dan seni & alam lingkungan (Tagore) sejak seabad lalu. Pendidikan merdeka bertanggung jawab telah dikembangkan KHD sejak puluhan tahun sebelum Indonesia merdeka. Dengan tetap mengelorakan jiwa kebangsaan, berakar kuat pada budaya luhur bangsa, dan mengakulturasikan sistem pendidikan unggulan dunia. Kalau sekarang pemerintah masih belanja masalah pendidikan masa depan dari berbagai manca negara dan memformulasi kebijakan pendidikan nasional mulai dari awal lagi, tanpa memperhatikan sejarah, maka berarti terjadi kemunduran seabad juga.

Ki Hadjar menyampaikan perlunya sifat, bentuk, isi, laku hidup dan kehidupan sendiri, jangan berupa tiruan dari asing belaka. Konsep-konsep pendidikan karakter khas unggulan nusantara harus tetap dipertahankan, diperkaya, dan disempurnakan agar menjadi acuan renaisans pendidikan generasi Indonesia emas. Bukan memulai kompilasi contoh keberhasilan manca negara dari awal lagi. Pendidikan nasional harus mampu membentuk Jalma kang Utama padagenerasi Indonesia Emasyang modern futuristik, namun tetap mempunyai roh dan jati diri bangsa Indonesia, dengan berakar kuat pada budaya luhur nusantara sendiri.

Penulis : Prof. Dr. Cahyono Agus
Sumber : https://acahyono.staff.ugm.ac.id/

Pentingnya Kewirausahaan di SMK

Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya, dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Di SMK, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, seperti mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.

Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu: Yang pertama Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994). Yang kedua Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997). Yang ketiga Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Keempat Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959). Kelima Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996). Dan keenam Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku. Peserta didik diharapkan memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan. Jadi, untuk menjadi wirausahawan yang berhasil dan sukses, persyaratan utamanya adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Yang mana jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi.

Di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) diintegrasikan dengan mata pelajaran Produktif (Kompetensi Keahlian), merupakan penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran. Sehingga diperoleh hasil kesadaran, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran yang berlangsung. Selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi atau materi yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan mereka mengenal, menyadari, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.

Penulis : Fajar Rosiati Jati, S.Pd.
Sumber : cabdindikwil1.com