Pendaftaran peserta program Temu Pendidik Nusantara VIII masih dibuka hingga tanggal 19 November 2021.
Santun dan Berprestasi
Pendaftaran peserta program Temu Pendidik Nusantara VIII masih dibuka hingga tanggal 19 November 2021.
Kelas kreatif pelatihan guru dan siswa dengan materi : Build Augmented Reality (AR) Catch Object Game by Spark AR. Kelas kreatif ini diinisiasi oleh Maspion IT dan bertempat di Area Workshop Maspion IT Tahap 3 Jl. A. Yani No. 73 Surabaya. Kelas kreatif diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang telah menjalin kerja sama dengan Maspion IT dengan fokus area kompetensi keahlian : Multimedia, DKV, Animasi, RPL, Broadcast, BDP, dll.
Kemendikbud RI sedang menyusun peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035 yang modern, sistimatis, terstruktur, berbasis kondisi saat ini dan bervisi futuristik. Namun demikian, justru menghilangkan jejak langkah, jati diri bangsa, nilai historis, masih terasa kekosongan jiwa, tidak adanya roh dan akar unggulan budaya, religi, nusantara, dan jiwa perjuangan kebangsaan. Pasca reformasi, maka tidak ada lagi Garis Besar Haluan Negara sebagai acuan kebijakan jangka menengah-panjang, sehingga berkesan ganti menteri juga ganti kebijakan.
Pemerintah nampaknya tidak percaya diri dengan modal sosial dan konsep-konsep yang sudah berkembang lama di Indonesia. Lompatan Pendidikan 4.0 yang diselaraskan dengan revolusi industri 4.0, telah dipercepat dengan adanya pembelajaran jarak jauh karena pandemic COVID-19 yang dicirikan dengan pembelajaran daring, kecerdasan buatan, big data, otomatisasi, robotik, jarak jauh, mobile, game, interaktif, futuristik, masa depan. Pendidikan juga masih cenderung diperlakukan sebagaimana pabrik, industri, bisnis, sehingga insan pendidikan seutuhnya yang bersifat hidup, menjadi cenderung impersonal, ego-sentris, kehilangan nilai jiwa sosial, budaya dan kemanusiaan.
Peta jalan ditulis dalam bentuk power point yang ringkas dan mudah dipahami, namun tidak dilengkapi dengan naskah akademik dan rincian pembahasannya. Visi Pendidikan Indonesia untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila sama sekali tidak ditindak lanjuti lebih rinci dengan arahan renstra, renop dan mekanisme untuk mencapainya. Karena lebh menyampaikan uraian, platform, contoh baik, indikator kuantitatif, modern dan futuristik dari luar negeri
Kesalahan dalam perencanaan dan proses pendidikan dapat dengan secara cepat mendapatkan karma buruk dan kerusakan modal sumber daya manusia dan modal sosial bangsa. Sedangkan usaha terstruktur dan tersistem tidak bisa instan memberikan hasil, karena membutuhkan waktu panjang, perlu fokus dan sungguh-sungguh. Pendidikan harus mampu memfasilitasi terciptanya peradaban baru unggul yang menghasilkan insan manusia yang utama, yang berasaskan rasa ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kekeluargaan dan keadilan; dengan mengandalkan modal dasar kebudayaan dan pendidikan.
Konsep peta jalan masa depan dan konsep Merdeka Belajar yang diusulkan masih kental mengacu dan mengunggulkan pada konsep futuristik modern luar negeri. Namun, tidak memperhatikan histori rekam jejak dan peta jalan pendidikan yang pernah dilampaui sejak belum jaman merdeka. Dengan demikian justru malah kehilangan jati diri bangsa, tidak mengacu, apalagi mengakar kuat pada budaya unggulan dan norma yang berkembang pada masyarakat sejak lama. Jejak langkah seabad kiprah Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan sejak tahun 1912, Tamansiswa oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD) tahun 1922, Nahdatul Ulama oleh KH Hasyim Ashari tahun 1926 tidak terlalu menjadi pertimbangkan, apalagi menjadi acuan penting, bahkan cenderung diabaikan.
Pendidikan jiwa merdeka oleh KHD untuk menggembleng mental bangsa juga diikuti swadisiplin yang bertanggung jawab, ikut membina hidup tertib damai, salam dan bahagia. Setiap anak mempunyai bakat, talent dan unggulan yang khas, yang berbeda dengan lainnya. Tidak ada seorangpun yang mempunyai karakter khusus yang sama. Untuk itu perlu dididik dengan Sistem Among, agar berkembang mandiri, mampu menentukan nasib sendiri, tidak tergantung perintah, atas kekuatan sendiri, cakap secara tertib dan berkontribusi nyata terhadap kesejahteraan alam semesta.
Ki Hadjar telah mengembangkan pendidikan kebangsaan berbasis budaya lokal sendiri dengan proses akulturasi seni permainan (Fröbel), panca indera & kemerdekaan (Montessori), wirama (Stiener), seni musik & tari (Dalcroze) dan seni & alam lingkungan (Tagore) sejak seabad lalu. Pendidikan merdeka bertanggung jawab telah dikembangkan KHD sejak puluhan tahun sebelum Indonesia merdeka. Dengan tetap mengelorakan jiwa kebangsaan, berakar kuat pada budaya luhur bangsa, dan mengakulturasikan sistem pendidikan unggulan dunia. Kalau sekarang pemerintah masih belanja masalah pendidikan masa depan dari berbagai manca negara dan memformulasi kebijakan pendidikan nasional mulai dari awal lagi, tanpa memperhatikan sejarah, maka berarti terjadi kemunduran seabad juga.
Ki Hadjar menyampaikan perlunya sifat, bentuk, isi, laku hidup dan kehidupan sendiri, jangan berupa tiruan dari asing belaka. Konsep-konsep pendidikan karakter khas unggulan nusantara harus tetap dipertahankan, diperkaya, dan disempurnakan agar menjadi acuan renaisans pendidikan generasi Indonesia emas. Bukan memulai kompilasi contoh keberhasilan manca negara dari awal lagi. Pendidikan nasional harus mampu membentuk Jalma kang Utama padagenerasi Indonesia Emasyang modern futuristik, namun tetap mempunyai roh dan jati diri bangsa Indonesia, dengan berakar kuat pada budaya luhur nusantara sendiri.
Penulis : Prof. Dr. Cahyono Agus
Sumber : https://acahyono.staff.ugm.ac.id/
Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya, dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Di SMK, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, seperti mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu: Yang pertama Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994). Yang kedua Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997). Yang ketiga Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Keempat Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959). Kelima Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996). Dan keenam Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku. Peserta didik diharapkan memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan. Jadi, untuk menjadi wirausahawan yang berhasil dan sukses, persyaratan utamanya adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Yang mana jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi.
Di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) diintegrasikan dengan mata pelajaran Produktif (Kompetensi Keahlian), merupakan penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran. Sehingga diperoleh hasil kesadaran, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran yang berlangsung. Selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi atau materi yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan mereka mengenal, menyadari, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.
Penulis : Fajar Rosiati Jati, S.Pd.
Sumber : cabdindikwil1.com
Tidak dipungkiri, bagi seorang calon content creator Youtube, nilai potensi penghasilan dari sana merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Nah, menangkap peluang tersebut, tim conten creator KSTV Kediri berbagi tips bersama sivitas SMK Islam 1 Durenan pada acara Sekolah Jurnalistik dan Konten Kreator, Kamis (28/10).
Pembicara dari KSTV, Yakub, menegaskan bahwa pendapatan Youtube memang menjadi daya tarik yang menggiurkan. Apalagi, profesi conten creator ini bisa dilakukan oleh siapa pun dengan bidang yang diminati. “Banyak pendapatan youtuber terkenal di Indonesia yang mencapai angka ratusan juta higga milyaran,” tuturnya.
Agar bisa sukses dalam bermain Youtube, menurut Yakub, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antara hal tersebut adalah content yang sesuai passion. “Konten kita harus fokus pada bidang tertentu bukan sembarang video yang diupload,” ungkap Yakub.
Yakub mencontohkan, bila seseorang suka ternak sapi maka sebaiknya video yang diunggah adalah seputar sapi juga. “Entah sapi makan, lahiran, atau kompetisi sapi,” ujarnya. Yakub juga mengaku memiliki teman yang suka ternak kambing dan berhasil di Yotubenya.
“Dari keberhasilannya tersebut, akhirnya ada turunan sukses lainnya. Karena Youtube-nya terkenal, dia kemudian mendapatkan tawaran endorse produk pakan kambing dan promosi produk-produk yang berkaitan dengan ternak,” ungkap jurnalis senior KSTV ini.
Selain fokus pada topik yang disukai, lanjut Yakub, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ide kreatif. Mengingat ide kreatif bahkan bisa muncul di kondisi tak terduga, Yakub menyarankan agar para content creator pemula untuk selalu siap. “Kalau saya, jika sekiranya ada ide brilian yang muncul tiba-tiba, saya cukup merekamnya dengan hp,” pungkasnya.(fa)